Epilog

 Epilog





Dua tahun terlewati
Peristiwa yang membutakan dan meruntuhkan logika.

Masih menjadi bayang-bayang pilu
Tak kala diri membuka mata.

Melihat kenyataan bahwa kau tak mau bersatu
Hatimu terus melawan arus rasa yang tak menentu

Benar, keputusan memilih nya mungkin jalanmu
Namun, bagaimana denganku ?

Apakah kau buta ?
Selama ini yang kulakukan bukankah demi kita?

Ah, maksudnya bukan kita.
Tapi kamu..

Salah kah diri ini,
Bila mencintai makhluk  Tuhan yang tak mampu menghargai

Dengar...
Selama ini ku dengar, bahwa kau hanya butuh ditemani, bukan dilengkapi.
Namun apalahdaya ku, tipu dayamu teramat dasyat. 

Semoga kau tetap tersenyum dengan kebohongan itu,
Dan aku tetap tertawa dengan lara ini.

Kau yang Jenaka, Aku yang Jentaka



Salam Hangat


-Andrian-

Comments